Selasa, 14 Maret 2017

How to Master Your Habits


Ini adalah summary dari "How to Master Your Habits" tulisan Ust. Felix Siauw. Semoga bermanfaat.
  • Salah jika menganggap keahlian adalah bakat alami. Bahkan ekstremnya menganggap kebaikan dan keburukan adalah bakat bawaan, diwariskan oleh darah keturunan. Kenyataannya, keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan pilihan-pilihan yang telah dibuat. Keahlian bukanlah warisan begitu juga ketidakahlian.
  • Habit adalah hal yang dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga menjadi bagian dari diri kita dan kita melakukannya tanpa berfikir. Cara berfikir, cara pandang, membaca, akhlaq perilaku, produktivitas, rajin, malas, kreatif, kaya, miskin, sukses, gagal itu semua adalah habit. Kita dapat menguasai apapun jika menginginkannya, membiasakannya dan membentuk habit.
  • Kita adalah kumpulan habit.
  • Faktanya kita tidak bertindak 100% karena akal. Kebanyakan karena pengkondisian dan pembiasaan, habit.
  • Akan sulit berinfaq diwaktu susah jika diwaktu lapang saja enggan. Inipun dipengaruhi oleh habit.
  • Keahlian membentuk habit sangat diperlukan. Kita yang mengendalikan habit atau habit yang mengendalikan kita. Menguasai habit artinya memilih habit mana yang akan dipertahankan dan habit mana yang harus dihilangkan.
  • Akan menyenangkan memanipulasi habit untuk mencapai kebahagiaan hidup kita, bukan malah membiarkannya mengendalikan kita.
  • Faktor pembentuk habit adalah latihan (practice) dan pengulangan (repetition) dalam jangka waktu tertentu. Ingat, tidak ada proses yang instan.
  • Imam Syafi’i mengatakan “Tidak akan menguasai ilmu kecuali dengan 6 hal: kecerdasan, semangat (ghirah), ijtihad (bersungguh-sungguh), dirham (biaya), guru yang membimbing, dan waktu yang lama”. Sekali lagi, tidak ada jalan pintas untuk mencapai keberhasilan.
  • Menginstall habit bagaikan membuat jalan. Awalnya harus membabat rumputnya terlebih dahulu, mencangkul dan meratakan tanahnya, dan terus diinjak agar rumput liar tidak kembali tumbuh ditanahnya.
  • Semakin banyak menunda rencana membentuk habit, akan lahir habit suka menunda secara tidak sadar.
  • Perkiraan waktu minimal membentuk habit adalah 30 hari seperti puasa ramadhan. 
  • Habit akan semakin kuat dengan alasan yang kuat (strong why). Strong why banyak macamnya: ambisi pribadi, deadline, harta, cinta, ancaman dan yang paling tinggi dan mulia adalah karena Allah Azza wa Jalla.
  • Banyak orang merasa sulit membentuk habit karena kurangnya motivasi. Namun habit bisa terbentuk dengan repetisi secara rela atau terpaksa. Yang penting practice + repetition = habit.
  • First step is hardest. Membentuk habit awalnya sulit, namun lama-lama menjadi mudah. Seperti kereta yang mulai berjalan dari stasiun. Awalnya pelan namun kecepatannya akan terus bertambah.
  • Bagi pemula, keberhasilan adalah kebetulan. Bagi ahli, kegagalan adalah kebetulan. Keberuntungan adalah hasil kali antara kesempatan dan persiapan. Kesempatan tidak bisa ditebak kapan datang, namun persiapan bisa kita usahakan.
  • Bagi yang melatih habit, keberuntungan adalah kesengajaan. Bagi yang tidak, keberuntungan adalah kebetulan.
  • Anytime you see someone more successfull than you are, they do something you aren’t (Malcolm X).
  • Pilih suatu keahlian, luangkan waktu yang banyak untuk menguasainya dan pastikan tidak ada yang lebih baik daripada anda dalam hal tsb.
  • No pain no gain. No consequenses no choice. Untuk mencapai sesuatu kita harus berkorban dan terkadang menyakitkan.
  • What they do its not important, but rather they did. Jangan hanya melihat hal luar biasa yang mereka lakukan hari ini. Lihatlah juga pengorbanan dan rasa sakit yang mereka sudah mereka lalui untuk mencapainya.
  • Action adalah tanda kesungguhan, pembeda antara khayalan dan impian. Khayalan melibatkan kemalasan dimana seseorang menginginkan sesuatu tetapi tidak berjuang. Impian mengharuskan seseorang berjuang, berusaha dan tawakal. “Yang pertama ibarat mengharap tanah alan membajak dan menanam sendiri untuknya. Sedang yang kedua benar-benar membajak, menanam dan berharap tumbuh.” (Ibnu Qoyyim)
  • The end is better than beginning. Bersusah dahulu bersenang kemudian.
  • Jangan mengeluh, kondisi awal tidaklah penting. Mau seburuk apapun kondisi sekarang, masih bisa diperbaiki.
  • Kita tidak selalu bisa memilih apa yang terjadi pada diri kita. Namun kita jelas bisa memilih bagaimana menyikapinya.
  • Ingat! Kesulitan melahirkan keahlian.
  • Jangan membenarkan kesalahan. Ambil kendali dan tanggungjawab, temukan solusi dan perbaiki.
  • Semua orang punya keterbatasan dan masalah masing-masing. Semua orang bisa mencari alasan untuk menyerah dan gagal, sama seperti mereka yang mencari alasan untuk bangkit sampai berhasil. Semua adalah pilihan. Apakah kita akan mendaftar alasan “kenapa kita akan gagal?” atau mendaftar alasan “bagaimana cara kita berhasil?”.
  • Permasalahannya dari dulu bukan terletak pada bisa atau tidak bisa, tapi lebih kepada mau atau tidak mau.


NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner