Engineer telah mengerjakan jaringan VLAN dan konfigurasi DHCP di lantai 1 (lihat skenario sebelumnya). Selanjutnya engineer harus menghubungkan jaringan di lantai 1 dan lantai 2 menggunakan trunking. Jaringan di lantai 2 sama dengan lantai 1, bedanya di jaringan lantai 2 setiap VLAN menggunakan ip address 192.168.X.127-192.168.X.254.
Verifikasi: Pastikan setiap PC VLAN yang sama di switch yang berbeda dapat menjalankan ping.

Kembangkan topologi skenario sebelumnya menjadi seperti berikut.

Agar lebih paham, cobalah lakukan konfigurasi switch lantai 2 sendiri setelah itu baru cocokkan dengan kode dibawah.
Set interface Gigabit0/1 dikedua switch sebagai trunk.
Untuk beberapa switch, ketika diset perintah “switchport mode trunk” terkadang muncul notifikasi seperti dibawah.
Hal ini dikarenakan trunk encapsulation diset auto (default) sehingga interface bisa menjadi port trunk (sesama switch) atau port access (ke endhost) tergantung lawannya. Jika terjadi seperti ini, lakukan konfigurasi seperti dibawah.
Ketika dicek “show int trunk” terlihat encapsulation yang digunakan adalah 802.1q (dot1q).
Untuk verifikasi, cobalah tes ping antar PC beda switch dalam vlan yang sama. Pada contoh dibawah dilakukan tes ping 2 PC dalam VLAN 20, IP 192.168.20.2 tersambung ke switch lantai 1 dan IP 192.168.20.129 tersambung ke switch lantai 2.
Jika ping sukses, artinya konfigurasi trunk telah berhasil. Selamat mencoba kawan…
Verifikasi: Pastikan setiap PC VLAN yang sama di switch yang berbeda dapat menjalankan ping.
Kembangkan topologi skenario sebelumnya menjadi seperti berikut.
Agar lebih paham, cobalah lakukan konfigurasi switch lantai 2 sendiri setelah itu baru cocokkan dengan kode dibawah.
hostname SW-FLOOR-02Trunking berfungsi untuk melewatkan traffic VLAN dari switch yang berbeda. Traffic VLAN akan diencapsulasi ketika melewati trunk. Ada 2 protocol encapsulasi yaitu ISL dan dot1q. ISL adalah cisco proprietary, namun protocol ini adalah protocol lama dan sudah jarang dijumpai kecuali di perangkat cisco yang lama. Default trunking menggunakan dot1q.
!
ip dhcp excluded-address 192.168.10.1 192.168.10.127
ip dhcp excluded-address 192.168.20.1 192.168.20.127
ip dhcp excluded-address 192.168.30.1 192.168.30.127
!
ip dhcp pool ENGINEER
network 192.168.20.0 255.255.255.0
default-router 192.168.20.128
dns-server 8.8.8.8
ip dhcp pool MANAGER
network 192.168.30.0 255.255.255.0
default-router 192.168.30.128
dns-server 8.8.8.8
ip dhcp pool SALES
network 192.168.10.0 255.255.255.0
default-router 192.168.10.128
dns-server 8.8.8.8
!
spanning-tree mode pvst
!
interface range FastEthernet0/1-7
switchport access vlan 10
switchport mode access
!
interface range FastEthernet0/8-14
switchport access vlan 20
switchport mode access
!
interface range FastEthernet0/15-21
switchport access vlan 30
switchport mode access
!
interface Vlan10
ip address 192.168.10.128 255.255.255.0
!
interface Vlan20
ip address 192.168.20.128 255.255.255.0
!
interface Vlan30
ip address 192.168.30.128 255.255.255.0
Set interface Gigabit0/1 dikedua switch sebagai trunk.
Untuk beberapa switch, ketika diset perintah “switchport mode trunk” terkadang muncul notifikasi seperti dibawah.
Hal ini dikarenakan trunk encapsulation diset auto (default) sehingga interface bisa menjadi port trunk (sesama switch) atau port access (ke endhost) tergantung lawannya. Jika terjadi seperti ini, lakukan konfigurasi seperti dibawah.
Ketika dicek “show int trunk” terlihat encapsulation yang digunakan adalah 802.1q (dot1q).
Untuk verifikasi, cobalah tes ping antar PC beda switch dalam vlan yang sama. Pada contoh dibawah dilakukan tes ping 2 PC dalam VLAN 20, IP 192.168.20.2 tersambung ke switch lantai 1 dan IP 192.168.20.129 tersambung ke switch lantai 2.
Jika ping sukses, artinya konfigurasi trunk telah berhasil. Selamat mencoba kawan…