Sabtu, 19 September 2015

Ketika Keluarga Gak Suka Kamu Ngaji

Alhamdulillah doa yang kupanjatkan sejak hampir 4 tahun lalu terkabul. Doa sederhana agar Allah memberi hidayah buat ibuk dan untuk sekedar dapat ijin ikut kajian salaf.

Teringat getirnya perjuangan awal kajian dulu. Tak begitu menguras tenaga… tapi sangat menguras pikiran dan perasaan. Keluarga benar-benar menolak. Setiap siapa saja bertemu denganku, selalu saja menyinggung masalah itu.

Sejak kelas 2 SD, bapak memang sudah gak ada. Inilah salahsatu alasan aku sering ke masjid. Hehe… Diumur segitu kan emang anak banyak butuhin kasih sayangkan? Ya cuman iri aja nglihat anak laen sama bapaknya, ujung2nya paling habis sholat nongkrong aja dimasjid, paling tadarus bentar klo g ya ngalamun sambil nglihatin sawah, soalnya masjidnya viewnya bagus. Sebelahnya sawah sama perkebunan karet. Dan karena sering kayak gitu, aku gak punya banyak temen dan egoisku tinggi. Hehe makanya maaf ya klo kadang kayak gitu.

Alhamdulillah sejak SMP aku memang suka baca artikel islam diinternet. Tema hari kiamat, cerita sahabat, sunnah nabi semuanya ku lahab bahkan sengaja nyisihin uang buat beli-beli buku.

Saat itu aku paham bahwa ibadah itu harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasul dan dilakukan sahabat. Aku yang tadinya tiap hari bisa khatam yasin sampe 3x, udah gak lagi. Klo sebelumnya peganganku buku yasin, sekarang quran, apalagi setelah kenal mp3 murottal. Akupun mulai penasaran dan akhirnya ikut pengajian salah satu partai islam di Indonesia dimasjid deket rumah, kebetulan emang basecampnya mereka disitu. Gak tau… rasanya enak aja kumpul sama mereka. Ada bedanya gituh… :)

Semuanya bermula saat kelas 3 SMK, kumantapkan untuk memotong celana sekolahku agar tidak isbal. Kebetulan saat itu memang aku mulai ikut kajian salaf, tapi perihal gak isbal emang udah tahu dan udah niat dari dulu. Oiya… disini aku dapet banyak temen dan rasanya lebih nyaman dari sebelumnya. Nah disitulah ibuk mulai marah, ditambah kakak-kakakku sama paman dan bibi ngikut aja. Pokoknya semuanya gak ada yang ndukung, sampai ibukku manggil temennya yang polisi suruh nasehatin dan kata dia yang kayak gitu itu teroris. Ada juga tetangga yang nyinggung-nyinggung.

Bener-bener udah gak betah dirumah, klo gak ke masjid paling ya ke warnet. Terkadang coba jelasin malah tambah parah, saat itu memang belum bisa jelasin dengan baik dan belum dianggap dewasa. Akhirnya semua peluru emosi dari ibuk dan keluargaku ku biarkan saja mengarah ke diriku. Terkadang mau ngaji aja ijinnya maen ke rumah temen, soalnya klo ngaji pasti dimarahin habis-habisan.

Perlahan tapi pasti aku mulai biasa. Masuk kanan keluar kiri. Dilubuk hati cuma berdoa agar Allah memberi hidayah kepada keluargaku terutama ibukku. Karena aku yakin bahwa setiap usaha, tetes air mata dan kesedihan ini adalah karena Allah.

Qadarullah beberapa tahun sejak itu ibukku sakit dan dibawa ke rumah sakit. Pokoknya sakitnya lumayan parah dan dipindahin ke ruangan yang pengawasannya 24 jam. Aku sama kakak-kakakku gantian nungguin ibuk. Klo malem pulang kuliah aku yang njagain. Saat itu baru beberapa orang aja yang njenguk ibukku.

Sampe sore itu habis waktu mau solat ashar, aku di sms sama temen-temen kajian klo mau njenguk dan mereka tanya ruangannya. Padahal aku juga gak ngomong ngasih kabar apa-apa ke mereka. Dan temen-temenku inilah rombongan pertama yang njenguk dan ngobrol sama ibukku. Subhanallah.

Sejak itulah ibukku berubah.
Mau ngaji tinggal berangkat aja. Boro-boro dimarahin, malah dikasih uang buat beliin jajan.
Mau ada acara mabit, muncak bahkan itikaf ijinnya gampang banget.
Semoga juga besok dibolehin juga nyari istri yang berhijab… Soalnya sebelumnya gak boleh hehehe.

Cuma dengan kepedulian dengan sesama muslim yaitu menjenguk orang sakit aja bisa mengubah seseorang. Maka benar sabda Nabi:

“Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin (bila yang bersin mengucapkan hamdalah, pent.).” (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 5615)

Mudah2an dari sini, Allah bener2 ngasih hidayah sama ibukku dan keluargaku esok. Bukan cuma untuk mendukung buat pergi ke kajian dan ngadain kajian dirumah, namun sampe jadiin mereka ngikutin kajian juga. Amin.

Dan tulisan ini bukan saya buat untuk pamer, namun untuk menyemangati antum semua jikalau keadaan antum sama kayak saya. Bahwa jangan antum menyerah dan bahkan berbalik ke belakang. Tetaplah istiqomah. Menuruti perintah orang tua *dalam hal yang baik* itu wajib, namun menuruti Allah dan Rasulnya dalam semua hal lebih wajib.

Terkadang masalah tidak bisa diselesaikan dengan penjelasan, namun bisa diselesaikan dengan kesabaran dan ketabahan antum. Mereka akan melihat bahwa antum benar-benar serius dan inshaAllah suatu saat pertolongan Allah akan datang.
Terimakasih ikhwani fillah fiddin… syukron jazakumulloh…
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner