Senin, 08 Maret 2021

Routing Protocol Overview

Kenapa sih ada routing protocol? Bukannya udah ada static routing yang simpel? Static routing aja gak cukup gaes. Static routing bagus kalo networknya kecil dan perangkatnya gak banyak. Untuk ngerouting network sekelas ISP yang routernya bisa jadi ratusan bahkan ribuan, kita butuh namanya routing protocol. So… kalau ada changes disisi network misalnya ada jalur yang down, dia akan nyari jalur lain secara otomatis, jadi kita gak perlu ngubah ngonfig satu-satu.


Various of Routing Protocol

Routing protocol ada berbagai macam. Berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi 2:

  • Interior Gateway Protocol (IGP), IGP sendiri masih dibedain lagi jadi (sub) jenisnya2 yaitu Distance Vector dan Link State
  • Exterior Gateway Protocol (EGP), cuma ada path vector


Autonomous System (AS)

Autonomous System (AS) adalah kumpulan router yang dimanage oleh suatu entitas. Entitas tersebut bisa berupa perusahaan, ISP, dll. Tiap Autonomous System (AS) mempunyai ID unik sebagai identitasnya yang disebut ASN. ASN? Aparatur Sipil Negara? No… ASN = Autonomous System Number, ASN ini diatur oleh IANA.


Yang membedakan IGP dan EGP adalah fungsinya dalam merouting AS. Routing protocol jenis IGP untuk routing dalam sebuah AS, kalau protocol routing jenis EGP untuk routing antar AS. Why? Sabar sabar nanti dijelasin ehehe…


Distance Vector

Distance = jarak. Jaraknya ditentukan oleh metric. Metric disini adalah hop count. Semakin sedikit jumlah hop (router) yang dilewati maka semakin prefer. Vector = arah. Maksudnya adalah interface mana yang dilewati untuk menuju ke suatu destination.


Distance vector pakai algoritma Bellman ford. Router akan minta informasi dari neighbor-neighbornya tentang table routingnya, destination kemana metricnya berapa. Jika ada beberapa route dari neighbornya dengan destination yang sama, maka akan dipilih route yang metricnya paling kecil dan diinstallah di routing table dia sendiri.


Nah seperti itulah protocol Routing Information Protocol (RIP). Maksimal hop count RIPv2 adalah 16. Bedanya RIPv1 dengan RIPv2? Salahsatu perbedaannya adalah RIPv1 itu classfull, gak ada informasi subnet yang diadvertise ke neighbor. Jadi cuma bisa advertise /8, /16 dan /24 aja. Kalau RIPv2 itu classless, bisa advertise slash berapa aja. Seperti namanya, RIP ini udh Rest in Peace, hampir-hampir gak dipakai. Selain RIP ada juga Interior Gateway Routing Protocol (IGRP). Kalau IGRP ini masih classfull dan maximal hop countnya adalah 255.


Link State

Link = interface, State = statusnya. Setiap router akan mengirimkan informasi link statenya. Klo di OSPF namanya LSA (Link State Advertisement). Informasi link state ini kemudian dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah database kemudian terpilihlah main route untuk setiap destination. Nah bedanya dengan distance vector, link state ini dia me-maintain suatu database. Klo di OSPF namanya LSDB (Link State Database). Jadi router link state itu tahu topologi suatu jaringan dari database tsb. Analoginya link state itu adalah sebuah potongan puzzle, dan databasenya itu adalah gambar yang terbentuk setelah semua puzzle tersusun.


Kalau Link state pakai algoritma djikstra. Intinya sih kalau link state, dia tau kalau mau ke suatu destination itu jalurnya lewat mana aja. Kalau distance vector, dia cuma tau kalau mau kemana lewatnya mana… dah gitu aja simpel ehehe.


Protocol jenis link state ini biasa dibedakan menjadi area-area. Area 0 (backbone) wajib ada, area non backbone itu opsional. Tujuannya biar router yang menjalankan link state g terlalu terbebani dalam me-maintain database. Router dalam area yang sama me-maintain database yang sama. Routing protocol berjenis link state ini contohnya Open Shortest Path First (OSPF) dan Intermediate System to Intermediate System (IS-IS). Metric yang digunakan dalam link state adalah cost, cost itu ada rumusnya.


Advanced Distance Vector

Pengembangan dari distance vector dengan banyak fitur yang ditambahin. Klo di distance vector cuma ngandalin metric hop coount, di advanced ini metricnya lebih banyak yaitu bandwidth dan delay. Coba deh bayangin, sekarang kan bandwidth beragam dari 1G sampe 100G ya. Gimana kalau cuma ngandalin hop count? Router tipe distance vector bakal milih jalur yang lewat 3 hop tapi bandwidthnya 1G daripada lewat 100 hop tapi bandwidthnya 100G, kan useless jadinya.


Routing protocol yang bertipe advanced distance vector adalah Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP). Algoritma yang dipakai adalah Diffusing Update Algorithm (DUAL).


Path Vector

Yang terakhir yaitu path vector. Path vector ini sama persis cara kerjanya dengan distance vector. Kalau distance vector itu yang hopnya adalah router, kalau path vector hopnya itu Autonomous System (AS). Walaupun didalem AS ada banyak router, dia gak peduli. Tetep aja dihitungnya 1 hop.


Routing protocol tipe patch vector cuma ada Border Gateway Protocol (BGP). BGPlah yang digunakan untuk menghubungkan network diseluruh dunia sehingga disebutlah internet.


Sementara gitu dulu ya. Singkat aja, detailnya nanti inshaAlloh di tulisan selanjutnya. Kalau ada yang keluapaan nanti diupdate. Biar singkat penting mengena, daripada yang lama tapi gak jadi-jadi ehehe…


This Is The Newest Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
This Is The Newest Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner