Kamis, 29 Juni 2017

Manajemen Kesedihan

Sedih? Pastinya tiap orang pernah mengalami dan akan terus mengalami kesedihan dalam hidupnya. Kesedihan hanya akan hilang kelak ketika kita memasuki jannah-Nya inshaAllah.

Kesedihan bisa jadi datang dari mana saja: musibah, kepergian orang yang disayangi, keuangan, menanti si dia yang tak kunjung datang *eehh*. Bahkan dimomen idul fitri kayak gini, biasanya kaum jomblo sedang sedih-sedihnya. *curhat yaa?

cute sad cat

Bukan hanya uang dan waktu saja yang perlu untuk dimanajemen, begitu pula kesedihan. Karena kesedihan membawa keputusasaan, penyesalan, berkeluh kesah, pelampiasan salah kepada takdir, dan segudang efek negatif lainnya. Kesedihan menghentikan gerak dan melemahkan semangat dan hati sehingga menjadikan malas atau bahkan berhenti untuk melakukan hal yang baik dan produktif. Padahal kita sebagai muslim dituntut untuk melakukan amal sholeh sepanjang waktu.

Lalu bagaimana cara memanajemen kesedihan agar sedih kita bernilai pahala?

1 - Sadari bahwa hidup adalah ujian.
Allah ciptakan sedih dan senang, miskin dan kaya, hidup dan mati, tangis dan tawa semuanya untuk menguji manusia.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS Al Mulk:2)

Kenapa kita perlu diuji? Agar naik level derajat kita disisi Allah. Bukankah untuk naik kelas saja kita harus megikuti dan lulus ujian kenaikan kelas? Maka inilah ujian yang tak akan berhenti sampai kita mati… Ujian kehidupan.

La yukallifullahu nafsan illa wus’aha, tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Yakin bahwa kita mampu menyelesaikan ujian kita. Ujian mendewasakan kita.

2 - Ujian kita tidaklah seberapa, ada orang lain yang diuji berkali lipat daripada kita.
Setiap orang mendapat jatah ujiannya masing-masing. Jangan egois bahwa ujian kita adalah yang paling besar. Saudara-saudara kita di Palestina dan Suriah adalah contohnya, betapa berat hidup dan penderitaan mereka sedang mereka bersabar. Tak perlu jauh-jauh, sekali-kali berjalan-jalanlah ke rumah sakit, maka kita akan bersyukur. Satu nikmat yang Allah cabut dari kita jangan membuat nikmat lain jadi terlupa. Jangan lihat yang hilang, lihatlah yang tersisa. Syukur dan sabar… ini ujian.

3 – Kesedihan adalah penggugur dosa.
Dalam suatu hadist Rasulullah berkata,

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan, penyakit, kehawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan, penyakit, kehawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya. (HR Bukhari).

3 - Ambil hikmahnya.
Lihatlah dari perspektif yang lain dan berbaik sangka kepada Allah.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah : 216)

Barangkali jika hal yang gagal diraih sehingga kita bersedih itu bisa diwujudkan malah akan membawa mudharat yang besar buat kita. Barangkali dengan diberi musibah, kita bersabar dan menjadi dekat kepada Allah. Barangkali dengan diambil orangtua yang dicintai dari kita, kita berubah menjadi anak yang sholeh/sholehah yang bisa menjadi syafaat. Allah Maha Tahu akan semua itu.

4 – Ujian adalah tanda Allah mencintai kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka.

Sesungguhnya balasan terbesar adalah dari ujian terberat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka, maka baginya murka Allah. (HR Tirmidzi).

5 - Cari Pelampiasan.
Pelampiasan disini bukanlah yang sifatnya negatif, misal karena sedih malah maen game dan tidur seharian. Mungkin hal ini dapat menjadikan kita melupakan kesedihan kita sejenak namun tidak akan bertahan lama.

Sibukkan diri dengan hal yang bermanfaat: membaca dan memahami quran, menulis, naik gunung untuk melatih fisik, hadiri pengajian, kumpul dengan orang-orang sholeh, dll.

Nabi Muhammad pun pernah bersedih dan hiburannya adalah quran. Surah Yusuf turun di ammul huzn (tahun kesedihan ketika paman dan istri nabi wafat). Kata Atho bin Abi Rabbah, siapa yang membaca (memahami dan merenungkan) surah Yusuf hilang sedihnya. Dan memang banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Yusuf khususnya untuk orang yang sedang tertimpa kesedihan inshaAllah nanti kita bahas sendiri.

Kata penulis La Tahzan Dr.Aidh Al Qarni, “Bunuhlah waktu kosong dengan pisau kesibukan. Lihatlah para nelayan, petani dan kuli bangunan. Mereka dengan ceria mendendangkan lagu seperti burung dialam bebas. Mereka tidak seperti engkau yang tidur diatas ranjang yang empuk, namun selalu gelisah dan menyeka airmata kesedihan.”

Waktu kosong akan menggiring kita untuk mengingat dan mengiangkan kesedihan. Jadi, carilah kesibukan!

6 – Berdoa.
Doa adalah senjata orang muslimin. Dalam suatu ayat Allah menyuruh kita meminta kepadanya dengan doa dan sholat, diayat lainnya dengan sabar dan sholat. Lantunkanlah untaian doa disetiap sholat, diwaktu-waktu mustajab dan ditahajud malam kita.
Jika Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati sesuatu yang tidak disukai, beliau mengucapkan,

alhamdulillah ala kulli hal

Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan. (HR. Ibnu Majah).

Doa-doa berikut yang bisa kita amalkan.

perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku sekali pun sekejap mata

Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).” (HR. Ibnu As Sunni & An Nasai).

allahumma inni abduka

Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku."

allahumma inni audzubika minal hammi wal hazan

Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sesak dada dan gelisah, dan aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung pada-Mu dari belenggu hutang dan tekanan manusia”

6 – Setelah kesusahan ada kemudahan.
Badai pasti berlalu. Hujan pasti reda dan pelangi kan datang. Fajar akan terbit dan mengusir malam dari puncak-puncak gunung dan lembah. Habis makan terbitlah kenyang *eeh*.

Yakinlah Allah pasti mengubah tangis dengan tawa, kesusahan dengan kemudahan, kesepian dengan kasihsayang, kedzaliman dengan kedamaian dan kesedihan dengan kebahagiaan. Bersama kesulitan ada kemudahan dan Allah ulang ayat tsb 2 kali. Maka setiap 1 kesulitan akan dibersamai 2 kemudahan.

Diambilnya orang yang kita cintai bukan berarti berpisah untuk selamanya. Hanya saja berpisah sebentar dan berkumpul lagi kelak di Jannah inshaAllah.

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Ujian adalah kepastian, sedih pun boleh saja, namun kita bisa memilih untuk menerima dengan sabar, atau keluh kesah dan marah kepada Allah yang mentaqdirkan. Demikian jika kita bisa memenejemen kesedihan kita, setiap kesedihan bernilai pahala.

Semoga kita dimudahkan untuk mengambil hikmah dalam kesedihan, dan diubahkan kondisi kita dari kesedihan menjadi kebahagiaan. Semoga bermanfaat.
Wassalammu alaykum wr wb

#DontBeSad #KeepSpirit #ByeByeSadness #LevelUp #IamOK

Referensi
La Tahzan – Dr. Aidh Al Qorni
https://rumaysho.com/1475-tidak-perlu-bersedih-hati-atas-musibah.html
https://laninalathifa.wordpress.com/2016/06/10/laa-tahzan-1/

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner