OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol link state yang menggunakan algoritma dijkstra. OSPF adalah standard protocol artinya tidak proprietary seperti EIGRP dan bisa ada diperangkat mana saja.
Semakin besar network OSPF, semakin besar pula LSA yang diterima, semakin besar pula database table dan routing table yang dibuat, diperlukan resource dan memory router yang besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, router OSPF dikelompokkan menjadi area-area secara logical. Jika ada update dalam suatu area, tidak akan berpengaruh pada area lain. Router dari area selain 0 (non-backbone area) jika ingin komunikasi dengan router non-backbone area lain harus selalu melewati area 0 (backbone area).
Pada contoh diatas misalkan area 10 ingin berkomunikasi dengan area 20 maka harus melewati area 0 (backbone). Namun ada suatu kondisi dimana ada area yang tidak tersambung ke area 0, ketika ingin berkomunikasi dengan area lain maka harus tetap melewati area 0 dengan menggunakan virtual link seperti gambar dibawah.
Kesimpulan: OSPF bersifat open protocol sehingga dapat diimplementasikan diberbagai perangkat tidak harus cisco. OSPF memang membutuhkan resource dan memori yang lebih, namun tidak masalah karena kita dapat mengelompokkan ke area-area, selain itu router sekarang resourcenya sudah gede-gede. Intinya sih OSPF memang banyak dipakai dilapangan.
- Menggunakan metric cost, dengan cost=10^8/bandwidth
- Mempunyai administrative distance 110
- Dikelompokkan menjadi area-area dengan area 0 sebagai backbone
- Classless routing protocol, yaitu membawa informasi subnetmask dalam routenya dan support VLSM.
- Support equal cost load balancing
- Router ID digunakan sebagai identitas router dalam OSPF database. Defaultnya adalah ip address paling tinggi dari semua physical interface yang aktif. Router ID dapat ditentukan sendiri dengan perintah router-id x.x.x.x
- Mengirim hello packet secara periodik setiap 10s dengan deadtime 40s. Jika lewat deadtime maka neighborship down
- Convergence rate 40s. Convergence adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengupdate routing table ketika ada link yang fail
- Tidak ada lmit hop count router yang dilewati
- Neighbor table = berisi list semua router yang directly connected ke dia. Dapat dicek dengan perintah show ip ospf neighbor.
- Routing table = berisi best route ke destination, dicek dengan perintah show ip route.
- Database table = disebut juga Link State Database (LSDB), berisi semua informasi semua possible route untuk menuju ke destination dalam sebuah area. Semua router dalam area yang sama mempunyai LSDB yang sama.
- Down = router OSPF mengirimkan hello packet berisi ip interfacenya untuk mencari router OSPF lain yang directly connected dengannya. Hello packet dikirim secara multicast menggunakan ip 224.0.0.5.
- Init = Router yang mendapat hello packet tadi, membalasnya dengan mengirimkan hello packet kembali yang berisi ip interfacenya namun secara unicast.
- 2 Way = Setelah diterima oleh pengirim pertama, terjadi neighborship antara kedua router tadi dan membentuk neighbor table.
- Exstart = Mulai saling bertukar router id. Router id yang lebih tinggi akan mulai mengirim DBD packet.
- Exchange = Saling bertukar LSAck yang berisi database tablenya.
- Loading = Ketika ada destination yang tidak diketahui, router akan mengirimkan request berupa LSR ke neighbornya, kemudian neighbor akan membalas dengan mengirim LSU yang berisi informasi route ke destination tadi. Router pertama akan mengirim sebuah LSAck yang menginformasikan bahwa LSU telah diterima.
- Full = Menghitung best route (10^8/BW) menuju ke setiap destination dan menempatkannya di routing table.
Semakin besar network OSPF, semakin besar pula LSA yang diterima, semakin besar pula database table dan routing table yang dibuat, diperlukan resource dan memory router yang besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, router OSPF dikelompokkan menjadi area-area secara logical. Jika ada update dalam suatu area, tidak akan berpengaruh pada area lain. Router dari area selain 0 (non-backbone area) jika ingin komunikasi dengan router non-backbone area lain harus selalu melewati area 0 (backbone area).
Pada contoh diatas misalkan area 10 ingin berkomunikasi dengan area 20 maka harus melewati area 0 (backbone). Namun ada suatu kondisi dimana ada area yang tidak tersambung ke area 0, ketika ingin berkomunikasi dengan area lain maka harus tetap melewati area 0 dengan menggunakan virtual link seperti gambar dibawah.
Kesimpulan: OSPF bersifat open protocol sehingga dapat diimplementasikan diberbagai perangkat tidak harus cisco. OSPF memang membutuhkan resource dan memori yang lebih, namun tidak masalah karena kita dapat mengelompokkan ke area-area, selain itu router sekarang resourcenya sudah gede-gede. Intinya sih OSPF memang banyak dipakai dilapangan.